"Let a smile be your umbrella, and you will end up with a face full of rain" [George Carlin] |
Tidak begitu lama dulu, saya tidak suka kalau hujan turun.
Tanah dilaman rumah saya akan becak,
kasut sekolah saya bakal kotor,
atap rumah saya bakal bocor,
paling negatif bila saya malas bangun pagi bila hujan turun.
Itu cerita zaman sekolah dulu,
waktu saya tidak kenal rapat dengan alam,
waktu saya hanya mementingkan diri sendiri,
waktu saya tidak banyak membaca buku dan fikiran-fikiran ilmuan ulung,
waktu saya berada di zaman jahiliah hidup saya.
Saya sudah tahu erti hujan sekarang.
Saya sudah tidak merungut lagi bila hujan turun.
Saya sudah pandai mengendalikan emosi 'tidak suka' saya kepada hujan.
Saya sudah belajar kenapa hujan mahu bertamu ke bumi.
Sekarang saya sangat suka dengan hujan,
suka dengan haruman khas yang dibawanya kepada tanah,
suka dengan keramahannya kepada pohon-pohon,
suka dengan rintik-rintiknya yang seperti kristal jatuh dari langit,
suka dengan bunyi yang terhasil bila ianya menimpa bumbung rumah.
Saya dan hujan punya banyak cerita yang bersamaan.
Ianya menemani saya dalam momen-momen penting.
Ia menemani saya bertemu dengan 'harapan' saya beberapa tahun yang lalu.
Ia menemani saya ketika saya bersendirian menjalankan tugas di sekolah dulu.
Ia menjadi saksi jatuh-bangun hidup saya 3 dekad ini.
Banyak jasa hujan yang tidak terbalas meski sampai saya bertemu tanah nantinya.
Waktu itu saya berharap dia juga menemani saya.
Melihat hujan seperti melihat harapan-harapan kecil yang Tuhan kirimkan dari langit kepada saya.
No comments:
Post a Comment